Monday, September 1, 2014

Kolam Renang

Suatu hari sepulang dari kantor, bangunan yang dinama "Sport Centre" di kompleks perumahan terlihat rampung. Karena ga sabar ingin memanfaatkan fasilitas, bertanyalah saya di security penjaga gerbang kompleks.

Saya (A) : Pak, kolam renangnya sudah bisa dipakai?
Security (S): Oh, KOLANG RENAM? belum bisa, bu. Belum pi selesai
A: *hening* nahan tertawa... >.<

Rammang Rammang Trip -

This was actually looong ago trip and was planned to make post about it, but yeah, you know. I'm busy sleeping and lying around. (read: too lazy to write).

Trip ke Rammang-Rammang kali ini diprakarsai oleh bos saya. Sebenarnya sih udah lama banget pengen kesini bareng suami, tapiii ya you know, rencana tinggal rencana. Lagipula kami juga ngga tau persis lokasinya. Jadilah, pas si bos nawarin mau ikut ngga trip ke Rammang-Rammang? langsung aja jawab, YES, ngga pake mikir (emang biasanya mikir??) #tepokjidat. Padahal belum tentu pak suami mau ikut. Karena bapak satu itu ga terlalu suka travelling (baca: kluyuran) kayak istrinya.

Tapi, surprisingly, pak suami mau ikut dan excited. Mumpung gratisan katanya, jiaaahhh. Iya. Jadi, bos saya yg baik hati itu, selain jadi guide ke Rammang-Rammang, katanya nanti dia bakal bayarin sewa kapalnya juga, asal mau pergi rame-rame. Baik banget kan, bos saya. And for your information, bos saya itu orang Australia, iya beliau bule. Jadi trip ke Maros kali ini, di-guide oleh seorang bule, saya yang sudah lumutan di Makassar malah ngga ngerti dimana itu Rammang-Rammang. :P

Anyway, akhirnya hari yang ditunggu tiba. Kalau ngga salah waktu itu hari Sabtu pagi (bulan Mei) kami berangkat masing-masing dari rumah, karena kalau musti ke rumah bos dulu, selain jauh, kami agak ragu sama gaya nyetirnya, heuheu.. Kami janjian ketemu di jalan arah ke Rammang-Rammang saja, dan diputuskan ketemu di sekitaran setelah jalan tol. Long story short, kami berhasil ketemu di jalan dan ngikut di belakang mobilnya. Oya, si bos sempat di stop sama polisi dan dimintain surat-suratnya. But it went well, and the police let him go. Mungkin si pak polisi sebenernya mau foto bareng tapi malu kayaknya.

Lokasi Rammang-Rammang gampang banget, dari Makassar, jalan saja ke arah luar kota Pangkep. Sebaiknya sih lewat tol, karena jalan Perintis susah diprediksi. Jadi, setelah keluar tol, tinggal lurus saja sampai nemu Jembatan besar warna putih, yang biasa disebut Jembatan Pute. Setelah lewat jembatan tersebut, kurang lebih 20meteran ada jalan kecil disebelah kanan (aduh, lupa nama jalannya). Yang jelas, jalan menuju penambangan Bosowa dan kantor Gardu Induk PLN.

Yang punya GPS, bisa masukkan koordinat ini: -4.932804, 119.597602 supaya lebih gampang nyarinya. Atau bisa cari : Salenrang, Bontoala di search bar Google Map, ngga jamin ketemu sih. #keplak

Long story short, karena waktu itu hari libur, suasana cukup ramai. Cukup banyak pengunjung dan agak rebutan perahu. Tapi, untung saya cukup preman tangkas jadi cari perahunya gampang. Setelah deal harga, waktu itu kami dapat harga Rp 200.000 per perahu untuk perjalanan PP. (cttn: tripnya bulan 2014 ya, sebelum BBM naik. Entah setelah BBM naik, berapa tarifnya).
Kapal yang kami tumpangi agak besar karena ada tambahan peserta yang ikut (temennya si bos) jadi total ada 8 orang, mungkin kalau perahu lebih kecil bisa lebih murah lagi.

Perjalanan mengarungi sungai untuk mencapai Desa Rammang-Rammang ditempuh kurang lebih selama 20-30 menitnya, tergantung tingkat kebisingan perahu. Semakin bising semakin lambat dan semakin budeglah kita. Sumpah, perahunya bising banget!

Sesampai di desa yang dituju kami saya tercengang, keren banget. Perjalanan yang selama ini saya impi2kan setiap lewat pangkep akhirnya tercapai! Melihat batuan Karst dari dekat, sontak saya langsung loncat-loncat kegirangan seperti anak kecil. Sedangkan suami, ya seperti biasa, datar aja gitu. Hmmm..










Sunday, June 1, 2014

Menulis (lagi)

Katanya, menulis dapat mencegah penurunan fungsi otak bahkan dapat meningkatkan fungsi otak.

Jadi, berhubung otak sudah mengalami penurunan, saya akan mulai menulis lagi. :D

Iya, saya merasa kemampuan otak sudah menurun. Susah konsentrasi, cepat lupa (kalo itu sih dari dulu, tp sekarang tambah parah) #tepokjidat




Tuesday, December 10, 2013

Tertawa & Tergugah

Review #MesakkeBangsaku Makassar  - 7 Des 2013

Jadi ceritanya, malam minggu kemarin (7 Des '13), saya dan suami memutuskan nonton stand up comedy yang sudah kami saya tunggu tunggu.

Setelah Merdeka Dalam Bercanda dan menunggu (hampir) setahun lamanya, Pandji Pragiwaksono akhirnya datang lagi ke Makassar untuk menggelar tur Komedi Tunggalnya yang diberi nama #MesakkeBangsaku.

Big thanks to smartfren (@smartfrenworld) who make it happened :), yay! Sehingga saya berkesempatan menyaksikan salah satu Stand Up Comedy Tour terbesar di Indonesia ini. Plus, saya bisa ketemu Pandji  dan foto bareng jadi saya bisa ganti dp twitter, haiyyyaah.. hehehehe..

jangan peduliin tangannya, saya jg heran kenapa saya melambai gitu. duh >.<

Some of you may wonder, apa itu #MesakkeBangsaku. Kata #MesakkeBangsaku diambil dari bahasa jawa yang artinya Kasian Bangsaku. Lebih lengkapnya, kenapa  Pandji pilih tema itu, coba deh main2 ke blognya, www.pandji.com. You'll find tons of eye opening story there. For sure.

Kembali ke malam minggu kemarin, which was the best nite ever, karena selain Pandji ada Muslim juga!! Woohoo, salah satu alasan lain yang bikin saya ngebet banget buat nonton Komtung (Komedi Tunggal) ini adalah si Muslim,MM (baca: Madura Move on) sebagai salah satu pembuka. Muslim adalah finalis SUCI 3 favorit saya dan suami. Yang belum tau Muslim, sila search di Youtube deh atau liat disini dijamin ga berhenti ngakak.



Sama halnya dengan malam minggu kemarin, wajah mekitik khas maduranya, yang sangat datar ketika dia melempar joke jokenya, membuat gerrrr seluruh penonton waktu itu. Tak henti-hentinya kami tertawa ketika dia melempar bit demi bit selama setengah jam. Alhasil pipi kemeng, perut senep dan suami kebelet pipis. Xixixi

Muslim memang jago membuat penonton tertawa, selain karena logat Maduranya yang kental dan lucu kalo ngomong, dia juga tidak malu bercerita tentang karakter orang madura yang 'pandai' besi. Dan kerennya lagi, Muslim juga tidak lupa memasukkan unsur lokal Makassar, yang tidak kalah lucu dengan materinya tentang ke-maduraannya.

Setengah jam dibuat terpingkal-pingkal oleh Muslim, tibalah giliran Pandji. Melihat barisan depan masih kosong, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, saya berlari menuju kursi paling depan, yess paling depan! I'm so proud of me! Hehehehehe.
Balas dendam ceritanya, karena tahun lalu di MDB saya dapat tempat duduk paling belakang dan kurang mendapat feel nya, jadi kali ini saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Maka larilah saya menuju front row, sedangkan suami tetap di belakang, heuheu (istri macam apaahh itu) #selftoyor.

Berada di kursi paling depan, membuat saya deg-degan dan ingin menangis, bukan karena Pandji, tapi karena saya sudah menantikan tour ini sejak pertama kali Pandji mengumumkannya di twitter beberapa bulan lalu, rasanya saya tidak sabar.

Saya sangat menantikan bit demi bit dari Pandji yang selalu menyentuh dasar hati saya, yang membuat saya semakin peduli dengan keadaan bangsa ini, seperti halnya tahun lalu. 
Saya tidak berlebihan, coba deh liat video nya di Youtube, and you’ll know it. Nih, saya bantu linknya: Video Komtung Pandji tentang Demokrasi

Dan penantian saya memang tidak sia sia, Pandji membawa penonton kedalam dunianya, dunia dimana dia sangat peduli dengan keadaan bangsa ini.  
Dengan gaya yang lebih santai, duduk di kursi sambil ditemani (kayaknya sih) secangkir kopi dan sebotol air mineral, Pandji bukan seperti sedang melakukan pertunjukan komtung, tapi lebih seperti teman yang ngajak ngobrol ngalor ngidul di warung kopi sambil guyonan. 



Layaknya obrolan warung kopi, materi Pandji malam itu sangat bervariasi, mulai dari yang saru seperti tobron (yang ngga tau tobron, pm aja yak) sampai materi serius tentang kondisi bangsa ini yang memang selalu menjadi misi di setiap Stand Up tournya. Dan saya benar-benar menikmatinya dan selalu penasaran, apa yang akan dibawakan selanjutnya. Ditambah dengan riffingnya yang membuat penonton semakin terpingkal-pingkal, kasian deh yang kena riffing, hey nomor tujuh, hahahahahah.

Materi materi saru dan hal hal lucu mengenai orang-orang disekitarnya menurut saya hanya sebuah selingan. In the end, kebanyakan bit bit nya membuat saya terhenyak, tentang kondisi bangsa yang patut dikasihani, tentang fakta fakta di republik tercinta yang selama ini kita sepelekan, dan hal ini dibawakan oleh Pandji dengan jenaka. Dan saya yakin, penonton lain juga merasakan hal yang sama, terhenyak.

Walaupun dibawakan dengan sangat jenaka, saya banyak mendapat pandangan baru, yang sebetulnya dapat dengan mudah kita dapat dari google, tetapi seringkali tidak terpikirkan. Materi stand up Pandji malam itu, menjadi seperti sebuah toyoran bagi kita, saya khususnya, untuk lebih peduli lagi dengan keadaan bangsa kita.

Kalau kita semua pesimis dan tidak mau ikut merubah, maka kita akan terus begini, Pandji mengajak penonton yang semuanya anak muda untuk optimis, kita bisa, pasti bisa

Begitu kira-kira saya memaknai malam minggu lalu. Walaupun kami dibuat terpingkal-pingkal selama 2 jam lebih, kami tidak hanya pulang dengan pipi kemeng dan perut senep, tapi kami dibuat berpikir oleh Pandji. Saya tergugah (semoga penonton lainnya juga) dan terdiam sepanjang perjalanan pulang. Sibuk mengaduk aduk google, mencari fakta fakta yang selama ini tidak terpikirkan oleh saya. Sampai akhirnya tiba-tiba suami buka suara, "Yang, tobron tuh" gubrakkkk!!
Hahahahahah, kira kira cuma itu (mungkin) yang tinggal dipikiran suami dari penampilan Pandji malam minggu lalu. Duh. Semoga hanya suami saya, semoga. :)


Sunday, June 9, 2013

Blog ke sekian

Entah sudah blog yang keberapa ini yang saya buat dan yang akan saya telantarkan (lagi). Hopefully not ya...

Jadi ceritanya, saya sedang cuci piring, ketika ujug-ujug suami datang sambil bawa parutan dan panci. Rupanya dia tidak sabar menunggu saya selesai cuci piring, jadilah dia parut sendiri mentimun, bengkoang dan belimbing yang dia bawa dari rumah (abis pulang kampung ceritanya - iya dia bawa mentimun, bengkoang dan belimbing dari Sidoarjo ke Makassar naik pesawat #tepokjidat). Dan mulailah dia memarut hasil panennya dengan seksama. Dipikir-pikir, sayang juga kalau moment dia marut mentimun sambil telanjang dada dilewatkan, terutama untuk anak-anaknya kelak, hahahahahaha.. dasar istri durhaka.

Dan, dari situlah saya terinspirasi untuk ngeblog lagi. Supaya anak-anak kami kelak tahu betapa konyolnya harmonisnya orang tuanya.

Oke, supaya saya tidak telantarkan lagi blog ini, saya akan buat janji, seperti ini:

Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog
Saya berjanji akan rajin menulis blog



For those who ask. No. I don't type it one by one. I copy paste it. :D
Come on... Saya kan malas, hehehehe

Btw, ini penampakan daripada suami saat marut mentimun. (Maaf muka nya disamarkan atas permintaan istrinya - alias saya, :D)
















Dan, ini penampakan daripada rujak gobetnya om gugel yang paling mirip, hahahahah..

gambar diambil dari sini














Rasanya enakk dan segerrr sodara, apalagi diminum pas panas-panas. Mentimun nya bikin adem, bengkoangnya krenyes krenyes, belimbingnya asem segerr.. Resepnya nyusul yaa, musti wawancara mertua dulu. :)